Perempuan, Lingkungan Dan Media(Studi Analisis Wacana Halliday Mengenai Peran Perempuan Dalam Ranah Domestik Dan Publik Yang Digambarkan Dalam Film “Erin Brockovich”)

Citra Khaerani Putri. D1211013. Perempuan, Lingkungan dan Media (Studi Analisis Wacana Halliday Mengenai Peran Perempuan dalam Ranah Domestik dan Publik yang Direpresentasikan dalam Film “Erin Brockovich”). Skripsi. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2014. Kerusakan lingkungan yang semakin parah dari waktu ke waktu disinyalir karena merosotnya nilai feminin di dunia. Perempuan sebagai manusia yang lekat dengan sisi feminin sempat begitu dimarjinalkan keberadaannya. Perempuan, dimanapun mereka berada selalu dikaitkan dengan sisi feminin di ranah domestiknya. Para feminis yang semula sekuat tenaga melepas atribut femininnya agar dapat masuk ke ranah publik, kini justru ingin mempertahankannya. Keagungan sifat wanita ternyata ampuh untuk menyelamatkan bumi yang semakin rusak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan wacana mengenai isu-isu tentang peran perempuan baik dalam ranah domestik maupun publik yang direpresentasikan dalam film Erin Brockovich. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana dengan sumber data utama berupa scene-scene yang diperoleh dari menonton dan mengamati film Erin Brockovich, sedangkan data pendukung diperoleh dari studi pustaka, serta data pendukung lainnya. Teknik analisis dilakukan dengan analisis wacana Trilogi Konteks Situasi milik Halliday, dengan menganalisis pelibat, medan dan modus wacananya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa wacana mengenai perempuan dapat dilihat melalui teori nature dan nurture. Perempuan yang berada di ranah domestik maupun publik akan tetap mengenakan atribut femininnya. Sekalipun mereka berada di sektor publik, mereka ditempatkan pada bidang yang lekat dengan pekerjaan perempuan, seperti yang biasa dilakukan pada ranah domestik. Sifat feminin khas perempuan itulah yang dipercaya para penganut ekofeminisme dapat menyelamatkan bumi dari kerusakan alam yang dipicu oleh ulah manusia pula. Saran dari penulis yaitu sebaiknya tetap pertahankanlah sisi feminin pada perempuan, tidak perlu menjadi maskulin untuk masuk ke ranah publik, seperti yang diutarakan para ekofeminis. Kemudian, semoga akan ada penelitian lain mengenai film ini dengan sisi analisis dan metode yang berbeda, agar terlihat ada peningkatan dari analisis yang telah ada lebih dulu